Pelumas
(oli mesin) pada motor diesel memiliki fungsi utama untuk mengurangi gesekan /
persinggungan langsung diantara dua permukaan komponen mesin yang saling
bergerak dengan cara membentuk lapisan oli yang tipis (oil film) pada permukaan
kedua komponen tersebut. Selain fungsi utama tersebut, oli mesin juga berfungsi
sebagai :
- pendingin (penyerap panas komponen yang dilaluinya),
- perapat (pencegah kebocoran kompresi diantara ring piston dan selinder), dan
- pembersih (pelarut kotoran / partikel logam hasil gesekan).
Minyak
pelumas motor diesel diklasifikasikan berdasarkan viskositas (kekentalan) dan
kondisi operasi. Menurut klasifikasi API (American Petroleum Institute),
pelumas untuk diesel dibagi menjadi 4 yaitu : kode CA (diesel beban ringan),
kode CB dan CC (diesel beban sedang) serta CD (diesel beban berat). Untuk
klasifikasi berdasarkan viskositas biasanya ditandai dengan nilai SAE. Minyak
pelumas yang biasanya digunakan untuk diesel generator adalah berkode CB atau CC
dengan nilai kekentalan SAE 30 atau SAE 40. Untuk minyak pelumas jenis
multigrade (kekentalannya tidak terpengaruh oleh suhu) biasanya berkode “W”.
Dalam pemilihan minyak pelumas sebaiknya mengacu pada buku manual motor diesel
yang bersangkutan.
Bahan
bakar motor diesel generator pada umumnya adalah solar. Solar yang baik harus
memenuhi kriteria :
- Tidak mudah menguap pada temperatur normal.
- Mudah terbakar pada suhu antara 3500C – 5000C,
- Tidak mudah membeku pada suhu yang dingin,
- Memiliki kekentalan yang memadai sehingga mudah disemprotkan oleh injector.
- Kandungan sulfurnya rendah.
- Memiliki daya pelumasan bagi pompa dan nozzle.
- Memiliki angka cetane (kemampuan mencegah knocking) yang memadai.
(sumber
: teknik dasar motor diesel pdf)
0 Response to "Pelumas dan Bahan Bakar Motor Diesel."
Post a Comment