Alat Panen Padi Tradisional [Picture : |
Alat
panen tradisional dari sejak jaman dahulu hingga kini masih tetap digunakan
oleh para petani untuk memanen padinya. Alat ini sangat sederhana, yaitu
ani-ani dan sabit yang digunakan dengan tenaga tangan. Oleh karena itu
disamping ada beberapa keuntungan , juga banyak kerugian oleh alat ini.
Alat
panen ani-ani terdiri dari dua bagian utama, yaitu pisau dan kayu genggaman
yang juga tempat meletaknya pisau. Sedangkan sabit juga terdiri dari dua bagian
yang sama, hanya perbedaannya dalam bentuk. Gambar 51 diberikan contoh ani-ani
dan sabit.
Kelemahan-kelemahan
dari penggunaan alat ini adalah :
- Kebutuhan tenaga orang per hektar banyak
- Kehilangan gabah pada waktu panen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alat mekanis
- Kenyamanan bekerja rendah
- Kapasitas kerja rendah
- Biaya panen perhektar relatif lebih tinggi dibandingkan dengan alat mekanis, tapi biaya awal tidak ada.
Sedangkan
keuntungannya adalah :
- Memberikan kesempatan kerja yang banyak kepada para buruh panen
- Hasil pemotongan gabah dengan ani-ani ini lebih bersifat terpilih
- Harga alat panen sangat murah, bisa dimiliki oleh setiap petani
Kapasitas
kerja panen secara tradisional diukur dengan jumlah orangjam yang dibutuhkan
tiap hektar. Sebagai contoh panen dengan sabit, kebutuhan orang jam adalah 148
orang jam/Ha untuk memotong dan mengikat padi. Ini berarti bila panen dengan
sabit dilakukan oleh satu orang pria akan membutuhkan waktu 148 jam, atau
sebaliknya bila ada 148 orang yang memanen dengan sabit, hanya dibutuhkan 1 jam
untuk memanen satu hektar.
Dengan
hasil tradisional ini, kehilangan gabah dilapang diperkirakan berkisar antara 8
sampai 10 persen dari hasil perhektar. Kehilangan ini diakibatkan oleh gabah
yang rontok dari tangkainya atau karena pencucianpencucian dan terinjak-injak
ke dalam tanah. Bila dengan ani-ani padi dipotong pada 15-20 cm dari ujung
malai, sedangkan dengan sabit dipotong sekitar 10-20 cm dari permukaan tanah.
0 Response to "Alat Panen Padi Tradisional"
Post a Comment